Sejak awal berdirinya SMAK Syuradikara sudah hadir sebagai simbol prestasi akademik. Pater Yohanes Ebben, SVD adalah Kepala SMA Katolik yang pertama. Maka Serikat Sabda Allah (SVD) mendirikan sebuah SMA di kota Ende yang diresmikan pada tanggal 01 September 1953 dengan nama ‘‘SMAK SYURADIKARA’’, yang berarti ‘‘PENCIPTA PAHLAWAN UTAMA’’, dalam bahasa Sanskrit. Maklumat itu berisi adanya sebuah sekolah SMA Katolik di Ende demi kepentingan pendidikan di wilayah Flores secara umum. Gaung akan berdirinya SMAK Syuradiakara mebuat kota Ende menjadi lebih hidup. Maklumat yang dikeluarkan mendapat reaksi luas di kalangan masyarakat Flores dan Ende khususnya. Fransiskus Cornelissen mengeluarkan sebuah surat maklumat tentang akan didirikannya sebuah SMA Katolik di Ende. Kuhne dan Kuasa Usaha Pengurus Persekolahan Katolik di Flores, P. Langkah kongkrit ditempuh melalui berbagai persiapan untuk terlibat langsung dalam pemberdayaan pendidikan anak – anak pada wilayah pengabdian SVD. Ketiadaan dana dari Pemerintah, bukan berarti perjalanan sudah berakhir. Segenap komponen masyarakat diharapkan bahu membahu untuk membangun dan menatap masa depan yang lebih baik. SVD sangat mehami hal ini sejak awal dengan mempersiapkan dua kemungkinan. Siswa – siswi yang berminat melanjutkan pendidikan ke SMA diarahkan untuk bersekolah di Kupang atau SMA lainnya di Jawa.
Anggaran pembangunan tersebar untuk berbagai sektor. Satu SMAN untuk satu provinsi masih dianggap cukup. Hal ini dapat dimaklumi karena RI Indonesia baru berusia 8 tahun. Isinya menjelaskan bahwa pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan belum bermaksud serta belum bisa membuka SMA Negeri di Flores.
Bagian kiri atas tertulis Superior Generalis Societatis Verbi Divini, artinya: Superior Jendral Serikat Sabda Allah. Kop surat tertulis “Vivat Deus Unus et Trinus in Cordibus Nostris!" Artnya : Semoga Allah Tri Tunggal Maha Kudus hidup dalam hati kita. Surat ini dikirimkan oleh Superior Generalis SVD yang berkedudukan di Roma, ditujukan kepada Pater Regional Anton Thijssen di Ende Flores.
Catatan tentangnya terbaca dalam surat Bahasa Belanda, tertanggal 10 Februari 1948. Rencana untuk mendirikan sebuah Sekolah Menengah Atas di Ende Flores dimulai tiga tahun setelah medeka, sejak awal tahun 1948. Terciptanya suatu masyarakat Nusa Tenggara Timur baru yang terbebas dari belenggu : ketidaktahuan, kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan, penindasan atas gender dan ketakutan SARA.